Entah...
tadi...dan sejak lima jun dua puluh tiga belas sebenarnya...
Waktu baca entri Shafizah si budak misteri itu, aku terkesan ada kesedihan paling tragis sembunyi jauh dalam hatinya, ada kesakitan paling nyeri sembunyi jauh dalam setiap urat-saraf yang melingkar dalam dirinya, ada kerinduan yang ditahan-tahan supaya tidak ketahuan oleh siapa pun. Ada kehilangan maha besar terjadi dalam hidupnya. Dia cuba bertahan sedaya kudrat perempuannya. Aku yang membaca entri baharu tanggal dua enam titik enam titik tiga belas akhirnya menangis sendiri-sendiri. Entah kenapa, aku terasa benar kesedihan, kesakitan, kerinduan dan kehilangan dia, maka entri ini wujud. Aku belum pasti siapa, sebab aku juga tidak berani bertanya. Sekadar meneka-neka...
P/s: Menangislah deq...kau pun harus muntahkan semua. Sampai satu saat bila muntah itu sudah habis, yang tinggal nanti mungkin hanya rasa mual. Rasa mual pada rasaku(hanya fikiran dan pendapatku saja, orang banyak aku tidak tahu), masih boleh ditahan-tahankan? sedang menahan rasa mahu muntah itu cuma bikin perut terasa sebu-malah dada juga sakit-sakitan, kepala juga. Kamu tough, sekalipun mungkin kamu terpaksa berpura-pura tough demi semua, kamu sembunyikan semua rasa, kamu jeruk rasa itu jauh dalam hati. Kakak yang membaca entri-entrimu sejak lima jun dua puluh tiga belas itu sahaja sudah terasa mahu muntah, apatah lagi, kamukan? cuma waktu itu, kakak kira dia adalah sahabatmu, tapi dia bukan sahabatkan? maafkan kakak, kalau kakak lagi salah meneka.
Tetap saja kehilangan itu suatu yang sangat menyakitkan, tetapi percayalah pasti Allah gantikan dengan sesuatu yang akan menyenangkan hatimu-familymu juga, sekalipun ia mungkin tidak samakan? Allah lebih tahu.
Jangan berhenti jadi cengeng, cuma; jangan cengeng itu kamu perlihatkan pada orang banyak. Terus saja jadi cengeng di ruang lingkupmu, supaya kamu bisa muntahkan semua. Airmata itu ubat kalaupun tidak mujarab untuk selalu jadi penyembuh duka-sedih. Cuma kena tahu beza tangis penyembuh dengan tangis si pengada-ngada. Justeru, kalau sudah tahu beza dua tangis ini, jangan malu mengaku cengeng.
MAAF kalau entri ini kedengaran merepek dan mencarut. Asal kamu tahu kakak tidak bermaksud demikian. Salam Ukhuwah dan Peluk Cium Pipi dari kejauhan. Semoga Tabah itu selalu berdamping erat denganmu deq...
No comments:
Post a Comment